Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama merupakan bagian
budidaya pertanian. Sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang
lalu, manusia dengan sengaja menanam tanaman untuk dipungut hasilnya sebagai
pemenuhan keperluan sandang dan pangan. Kualitas dan kuantitas makanan terus
meningkat sesuai dengan perkembangan kehidupan dan kebudayaan manusia.
Serangan hama dapat terjadi pada daun, batang, buah, akar, umbi atau
seluruh bagian tanaman. Pengendalian OPT kali ini akan diamati tingkat polulasi
hama yang menyerang daun melon pada saat tanaman memasuki fase vegetatif
(munculnya tunas pada ketiak daun dan batang tanaman mulai tumbuh) yaitu
berumur 30 hari setelah tanam sampai masa awal panen berumur 80 hari
tergantung pada varietasnya dan tempat tumbuhnya. Gejala yang sering terjadi
adalah terdapat bercak putih dan berlubang pada daun dan buah. Penyebab
gejala ini adalah telur (ulat grayak). Hama ini merupakan jenis ulat yang suka
menyerang tanaman dengan cara meletakkan telur secara berkelompok dan
ditutup oleh sejenis selaput mirip kapas berwarna coklat. Larvanya berupa ulat
(ulat grayak) berwarna hijau, kemudian akan berubah menjadi hitam-coklat. Larva
ini merusak daun. Ukuran larva ulat grayak yang berumur 2 minggu kurang lebih
5,4 mm.
Pengamatan populasi hama dan musuh alami merupakan syarat penting
yang harus dipenuhi untuk menentukan metode pengendalian hama yang efektif
dan efisien. Pengendalian mekanik bertujuan untuk mematikan atau memindahkan
hama secara langsung baik dengan tangan, bantuan alat dan bahan lain. Salah satu
cara yang sering dilakukan ialah dengan memasang perangkap. Serangga hama
diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap yang dibuat sesuai dengan jenis
hama dan fase hama yang akan ditangkap. Alat perangkap diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang sering dilewati oleh hama. Sering juga pada alat
perangkap diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau meletakkan maupun yang
mebunuh hama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar