PENYAKIT
TANAMAN MELON
Rebah Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman
melon pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida
sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam
fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada
kemasan.
Layu Bakteri
Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.
Layu Fusarium
Gejala
yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang
membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH
tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta
penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil
atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.
Gambar 2. Layu fusarium pada melon
Busuk Jamur Phytopthora
Busuk phytopthora menyerang semua bagian
tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan
kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang
terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai
dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif
yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil,
atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb,
ziram, atau tiram.
Gambar 3. Penyakit busuk jamur Phytopthora
Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Virus
Virus merupakan penyakit yang sangat
berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan
umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting
dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini
belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke
tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi
menjadi penular virus diantaranya adalah kutu kebul, kutu daun, thrips dan
tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui
alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat perempelan. Beberapa upaya
penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi
menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan
tanaman yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman
kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap
tanaman.
Gambar 7. Tanaman melon yang terkena virus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar