Tanaman melon (
Cucumis melo L)
merupakan tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman melon (Cucumis melo L) mirip dengan tanaman ketimun (Cucumis sativus L). Merupakan tanaman semusim, menjalar di tanah
atau dapat dirambatkan pada lanjaran ataupun pada turus bambu. Tanaman ini
mempunyai banyak cabang, kira–kira 15–20 cabang.
Tanaman melon
termasuk dalam kelas tanaman biji berkeping dua. Klasifikasi tanaman melon
adalah sebagai berkut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio :
Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta/Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
Syarat Tumbuh
Suhu Optimal Tanaman Melon adalah antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup
keras dapat merusak pertanaman melon dan hujan yang turun terus menerus juga
akan merugikan tanaman melon. Tanaman melon tumbuh baik pada ketinggian 300-900
m dpl.
Kesuburan Tanah
Tanah yang baik untuk melon adalah tanah liat
berpasir yang memiliki lapisan bunga tanah yang tebal, serta banyak mengandung
bahan organik untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Tanaman melon tidak
menyukai tanah yang terlalu basah. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah
yang menggenang atau kondisi aerasi tanah kurang baik daripada tanaman
semangka.
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman terlebih dahulu dibersihkan dari sisa tanaman dan sampan, kemudian dilakukan pembajakan dengan kedalaman
20 - 30 cm.
Lahan dikering-anginkan selama 5-7 hari. Bila masih ada bongkahan tanah,
haluskan dan dibiarkan selama 4-5 hari. Pembuatan
bedengan dengan ukuran
panjang maksimum 15 m, tinggi 30 -50 cm, lebar 100- 120 cm dan lebar parit 50 - 60 cm. Tinggi dan
lebar parit disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman. Pada musim hujan,
usahakan tinggi bedengan ± 50 cm, agar perakaran tanaman tidak terendam air
sewaktu hujan
Persemaian
Bersamaan
dengan penyiapan lahan, dilakukan penyiapan benih melon dan pembenihanya. Media
tanam yang digunakan adalah tanah yang berasal dari sekitar rumpun bambu. Media
dimasukkan ke dalam polybag berukuran 4 x 6 cm dan diietakkan dalam sungkup.
Benih yang sudah berkecambah harus segera dibibitkan
atau disemai dalam media pembibitan. Penyemaian benih dapat
menggunakan kantong plastik bening atau polybag berakuran 7x10 cm. Media
semai yang digunakan berapa campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah matang
dengan perbandingan 2:1. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang sedalam
2 cm, lalu benih dimasukkan ke dalam lubang, kemudian benih ditutup dengan
tanah.
Penanaman
Bibit
tanaman melon siap untuk ditanam saat berumur 10-14 hari setelah semai.
Kriteria bibit yang siap tanam adalah jika bibit tersebut sudah memiliki daun
2-3 pasang dan berwarna hijau segar. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore
hari, hal ini ditujukan untuk menghindarkan tanaman dari stres karena terik
matahari. Sesaat sebelum tanam, media tanam dalam plastik semai disiram sampai
basah agar tidak pecah/berhamburan ketika plastik dibuka.
Pemeliharaan
a. Pemasangan Lanjaran
Khusus pada sistem tanam yang dirambatkan, seawal mungkin dilakukan
pemasangan lanjaran dari bilah bambu ukuran panjang lanjaran
175
cm -200 cm dan lebar 3-4 cm, dipasang berjajar dekat batang tanaman melon,
sehingga membentuk segitiga.
b. Pengairan
Pemberian
air pada tanaman melon sangat bergantung pada musim yang sedang berlangsung dan
fase pertumbuhan tanaman. Musim hujan tidak perlu dilakukan pengairan, tetapi
saluran-saluran drainase harus diperbaiki agar tidak terjadi penggenangan air
hujan disekitar tanaman.
c. Penyulaman
Sejak bibit berumur lima hari setelah tanam,
pertumbuhan bibit harus selalu dipantau. Apabila ditemukan bibit yang mati atau
lamban pertumbuhannya, maka harus segera diganti dengan bibit yang baru dan
pertumbuhanya bagus.
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
agar tanaman tidak mengalami stres karena panas matahari. Pada saat bibit
sulaman ditanam, akar-akar belum mampu secara langsung berfungsi sempurna, terutama dalam menyerap air,
sehingga bila terkena panas matahari akan mudah kehilangan air dan tanaman
menjadi layu
d. Sanitasi
Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma
mulai tumbuh. Gulma yang tumbuh di sepanjang parit di luar lubang tanam
dibersihkan dengan sabit, cangkul atau secara manual (tangan) minimal seminggu
sekali. Pembersihan gulma pada lubang tanam dilakukan secara intensif minimal 3
hari sekali
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara -
hara yang dibutuhkan tanaman bagi pertumbuhan tanaman dan produksi buah yang
berkualitas tinggi, yang tidak dapat disediakan oleh tanah pada lokasi
penanaman. Mengacu pada hal tersebut maka dosis tepat pupuk tergantung pada
tingkat kesuburan
tanah. Pupuk utama yang harus disediakan adalah pupuk Nitrogen (N), Fosfor (P),
dan Kalium (K)
f. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas
(cabang) yang merugikan, terutama tunas yang muncul di ketiak daun, untuk
mendapatkan pertumbuhan vegetatif yang maksimum sehingga pertumbuahan tanaman
optimum. Pemangkasan cabang dilakukan dari ruas
pertama sampai dengan
ruas ke 8 dan di
atas ruas ke 11 dengan menyisakan
satu helai daun.
g. Hama dan Penyakit
Untuk
mencegah penyebaran patogen/hama melon, perlu
dilakukan pemantauan setiap hari. Pengenalan gejala serangan harus dikuasai oleh
petani.
Hal ini untuk mencegah perluasan serangan patogen/hama ke seluruh area pertanaman.
Adapun jenis-jenis patogen yang biasanya menyerang tanaman melon adalah Fusarium, Pseudoperonospora, Erysiphe, bakteri
virus, nematoda serta beberapa cendawan tanah penyebab busuk akar seperti Pythium, Phytophthora, Sclerotium dan Sclerotinia serta Verticillium. Sedangkan hama yang dapat menyerang tanaman
melon adalah kutu daun Aphis, kumbang
mentimun, ulat pemakan daun, ulat perusak buah, lalat buah Dacus, tungau serta trips.
Panen dan Pasca Panen
Panen
dilakukan pada pagi hari, antara pukul 08.00-11.00 karena panen pada pagi hari
mengurangi kelayuan buah akibat panas matahari. Batang tempat tangkai dipotong hati-hati dengan pisau sehingga membentuk huruf T dan diletakkan miring
agar getah tidak menetes pada buah. Buah yang sudah dipanen disimpan dalam
wadah dan diletakkan di tempat yang terlindungi dari sinar matahari langsung.
Kegiatan yang dilakukan setelah panen di
antaranya adalah sortasi dan pengkelasan. Kriteria melon yang bagus adalah
kulitnya mulus, bentuk normal, tidak
cacat karena hama dan penyakit, tidak ada noda getah, serta tidak ada luka
memar.
Penanganan
pasca panen buah melon sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir buah
tersebut. Kualitas buah yang baik pada saat panen akan menjadi rendah apabila
penanganan pasca panen dilakukan dengan tidak memperhatikan faktor yang
mempengaruhi proses kerusakan buah. Proses pasca panen meliputi sortasi,
grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Apabila proses pasca panen
tersebut dilaksanakan secara baik, maka kualitas buah yang dipanen juga akan
baik.